Donald Trump Ancam Lengserkan Bos The Fed Jerome Powell
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan publik setelah pernyataan kontroversialnya yang mengancam akan melengserkan Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, jika terpilih kembali dalam pemilu 2024. Pernyataan "Donald Trump ancam lengserkan Bos The Fed Jerome Powell" menjadi headline di berbagai media ekonomi dan politik dunia, memicu perdebatan serius tentang independensi bank sentral dan stabilitas kebijakan moneter Amerika Serikat.
Latar Belakang Hubungan Trump dan Powell
Hubungan antara Donald Trump dan Jerome Powell memang tidak pernah harmonis. Powell diangkat menjadi Ketua The Fed pada 2018 oleh Trump sendiri, menggantikan Janet Yellen. Namun, tidak lama setelah menjabat, Powell mulai menaikkan suku bunga secara bertahap sebagai bagian dari strategi pengendalian inflasi dan penyeimbangan pertumbuhan ekonomi.
Langkah tersebut tidak disukai Trump yang pada saat itu berambisi menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tinggi jelang Pemilu 2020. Ia bahkan secara terbuka mengkritik Powell dan menyebutnya sebagai “musuh terbesar” ekonomi AS, menyamakan Powell dengan Presiden China dalam konteks perang dagang yang sedang berlangsung kala itu.
Ancaman Trump Jika Terpilih Kembali
Dalam wawancara terbaru, Trump menyatakan bahwa jika ia kembali terpilih sebagai Presiden, ia akan mempertimbangkan untuk memecat Jerome Powell sebelum masa jabatannya habis. “Saya tidak percaya dia bekerja untuk kepentingan rakyat Amerika. Dia tidak kompeten dan terlalu politis,” ujar Trump dalam wawancara tersebut.
Ancaman ini langsung memicu reaksi pasar dan para ekonom. Pasalnya, The Fed merupakan lembaga independen yang perannya sangat krusial dalam menjaga stabilitas ekonomi. Ketua The Fed biasanya menjabat selama 4 tahun dan tidak bisa dengan mudah dipecat oleh Presiden, kecuali jika terbukti melakukan pelanggaran berat.
Reaksi Publik dan Analis Ekonomi
Pernyataan “Donald Trump ancam lengserkan Bos The Fed Jerome Powell” dianggap berbahaya oleh banyak ekonom dan investor karena dapat merusak kepercayaan terhadap independensi The Fed. Jika Presiden AS bisa seenaknya mengganti Ketua The Fed hanya karena alasan politik, maka risiko intervensi dalam kebijakan moneter akan meningkat drastis.
Menurut analis dari Bloomberg, ancaman ini menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan, terutama di tengah kondisi ekonomi global yang masih rapuh. “Pasar sangat memperhatikan sinyal politik seperti ini. Intervensi terhadap The Fed akan menambah volatilitas dan bisa mendorong investor menarik diri dari aset-aset AS,” ujar analis tersebut.
Dampak Potensial terhadap Ekonomi
Jika Donald Trump benar-benar memenangkan pemilu dan mencoba mencopot Powell, ada beberapa dampak besar yang mungkin terjadi:
1. Kehilangan Kepercayaan Investor
Kepercayaan investor terhadap institusi ekonomi seperti The Fed sangat penting. Jika terjadi gangguan pada kepemimpinan The Fed, maka investor asing bisa saja menarik dana dari AS, menyebabkan tekanan pada dolar dan pasar obligasi.
2. Ketidakstabilan Kebijakan Moneter
Pergantian pimpinan di tengah jalan berpotensi mengubah arah kebijakan The Fed secara drastis. Jika pengganti Powell adalah sosok yang cenderung mengikuti kehendak politik, maka kebijakan suku bunga dan inflasi bisa jadi kurang obyektif.
3. Inflasi dan Suku Bunga
Trump selama ini dikenal tidak menyukai suku bunga tinggi. Jika ia berhasil menempatkan Ketua The Fed yang lebih "dovish" (pro suku bunga rendah), maka bisa terjadi inflasi yang tidak terkendali jika pertumbuhan ekonomi tidak seimbang.
4. Efek Global
Sebagai ekonomi terbesar dunia, ketidakpastian kebijakan moneter AS akan berdampak ke seluruh dunia. Pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, bisa terkena imbas berupa arus modal keluar dan tekanan nilai tukar.
Aspek Hukum: Bisakah Trump Pecat Powell?
Secara hukum, pemecatan Ketua The Fed bukanlah hal yang mudah. Undang-undang Federal Reserve Act memberikan perlindungan kepada ketua dan gubernur The Fed selama masa jabatan mereka. Presiden tidak bisa memecat mereka tanpa alasan hukum yang jelas seperti pelanggaran hukum atau etik.
Namun, Trump dikenal sering mengambil langkah di luar kebiasaan politik. Di masa kepresidenannya, ia sering mengabaikan norma-norma politik yang ada, dan bukan tidak mungkin ia mencoba mencari celah hukum untuk mengganti Powell jika kembali berkuasa.
Kesimpulan
Isu “Donald Trump ancam lengserkan Bos The Fed Jerome Powell” bukan sekadar drama politik, tetapi memiliki konsekuensi nyata terhadap masa depan ekonomi Amerika dan dunia. Ancaman ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kebijakan ekonomi bisa menjadi alat politik, bukan lagi didasarkan pada analisa teknis dan obyektif.
Sebagai pemimpin masa lalu dan calon kuat di pemilu mendatang, setiap pernyataan Trump selalu memiliki dampak besar. Apakah ancaman ini hanya bagian dari strategi kampanye, atau benar-benar akan dilakukan jika ia menang, masih menjadi pertanyaan. Yang pasti, dunia sedang mengamati dengan cermat bagaimana perkembangan hubungan antara Trump dan The Fed akan memengaruhi arah ekonomi global ke depan.
#DonaldTrump
#JeromePowell
#TheFed
#BeritaEkonomi
#BeritaDunia
#PemiluAS2024
#TrumpVsPowell
#KebijakanMoneter
#FederalReserve
#EkonomiAmerika
#TrumpKritikTheFed
#SukuBungaAS
#InflasiAS
#PasarKeuangan
#AncamanTrump