Gunung Dukono Meletus, Ketinggian Asap Capai 1.700 Meter
Gunung Dukono Meletus, Ketinggian Asap Capai 1.700 Meter: Warga Diminta Waspada
Gunung Dukono Kembali Erupsi di Halmahera
Gunung Dukono yang terletak di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Pada Senin, 28 Juli 2025, Gunung Dukono meletus, dan kolom asap terpantau membumbung tinggi hingga 1.700 meter di atas puncak kawah.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa letusan disertai dengan lontaran material vulkanik dan suara gemuruh yang terdengar hingga radius beberapa kilometer. Warga yang tinggal di sekitar kawasan rawan bencana diminta untuk tetap waspada dan tidak mendekati area dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif.
Karakteristik Gunung Dukono
Gunung Dukono adalah salah satu gunung api aktif yang paling sering erupsi di Indonesia. Terletak di Kabupaten Halmahera Utara, gunung ini memiliki tinggi sekitar 1.229 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan dikenal dengan letusan strombolian-nya, yakni letusan kecil tetapi sering, yang menyemburkan abu dan material pijar secara berkala.
Aktivitas Vulkanik Sejak Awal Tahun 2025
Sejak awal tahun 2025, aktivitas vulkanik Gunung Dukono memang terpantau meningkat. PVMBG telah menetapkan status Waspada (Level II) sejak beberapa bulan terakhir. Letusan terbaru dengan ketinggian asap mencapai 1.700 meter menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir, menunjukkan bahwa tekanan gas dan material vulkanik di dalam kawah terus meningkat.
Dampak Erupsi: Abu Vulkanik dan Potensi Gangguan Penerbangan
Sebaran Abu ke Beberapa Wilayah Sekitar
Letusan Gunung Dukono kali ini menghasilkan sebaran abu vulkanik yang cukup luas. Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), abu vulkanik tersebar ke arah barat laut, mengikuti arah angin. Beberapa wilayah di Halmahera Utara dilaporkan mengalami hujan abu tipis.
Warga diminta menggunakan masker dan pelindung mata saat beraktivitas di luar ruangan, terutama mereka yang memiliki riwayat penyakit pernapasan seperti asma dan bronkitis.
Potensi Gangguan Penerbangan
Dengan ketinggian asap mencapai 1.700 meter, erupsi ini juga berpotensi mengganggu jalur penerbangan domestik di kawasan timur Indonesia. Pilot dan maskapai penerbangan diminta meningkatkan kewaspadaan serta memantau informasi dari Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin secara berkala.
Imbauan Resmi dari PVMBG dan BPBD
Radius Aman dan Larangan Aktivitas
PVMBG mengeluarkan imbauan resmi kepada masyarakat, khususnya yang tinggal dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Dukono. Masyarakat dilarang keras melakukan aktivitas seperti bertani, berburu, atau mendaki di sekitar area tersebut karena potensi lontaran batu pijar dan gas beracun yang bisa membahayakan keselamatan.
BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Halmahera Utara juga telah menyiagakan tim tanggap darurat untuk berjaga-jaga jika erupsi meningkat dan memerlukan evakuasi warga.
Antisipasi Bencana Ikutan
Selain ancaman langsung dari abu dan lontaran material vulkanik, masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya ikutan seperti banjir lahar dingin, terutama saat musim hujan. Sungai-sungai yang berhulu dari Gunung Dukono berpotensi membawa material vulkanik ke daerah yang lebih rendah.
Sejarah Letusan Gunung Dukono
Gunung Dukono bukanlah nama baru dalam dunia vulkanologi Indonesia. Letusan pertama yang tercatat terjadi pada tahun 1550, dan sejak itu gunung ini telah meletus ratusan kali. Letusan besar terakhir terjadi pada tahun 2014, di mana abu vulkanik mencapai ketinggian 2.000 meter dan mempengaruhi penerbangan di wilayah Indonesia Timur.
Letusan tahun 2025 ini menambah daftar panjang aktivitas vulkanik Dukono, yang dikenal sebagai salah satu dari "gunung berapi paling aktif di Indonesia".
Kesiapsiagaan Masyarakat Sangat Penting
Edukasi dan Informasi Harus Berkelanjutan
Kepala PVMBG menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya letusan gunung api. Pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan media lokal diharapkan bisa bekerja sama dalam menyebarkan informasi akurat dan menghindari hoaks yang dapat menyebabkan kepanikan.
Peran Teknologi dan Pemantauan
Saat ini, Gunung Dukono dipantau secara ketat menggunakan seismograf, kamera termal, dan drone pemantau asap kawah. Teknologi ini membantu para ahli vulkanologi dalam memprediksi kemungkinan erupsi susulan dan menentukan tingkat ancaman dengan lebih akurat.
Kesimpulan
Gunung Dukono meletus, ketinggian asap capai 1.700 meter—itulah berita yang patut menjadi perhatian nasional. Meski letusan ini belum sampai pada skala besar yang membahayakan secara luas, masyarakat di sekitar Gunung Dukono wajib meningkatkan kewaspadaan. Pemerintah dan pihak terkait terus melakukan pemantauan intensif agar potensi bencana dapat diminimalisir sejak dini.
Tetap Tenang, Tapi Jangan Lengah
Letusan gunung berapi adalah fenomena alam yang tidak bisa dicegah, tetapi dampaknya bisa ditekan dengan kesiapsiagaan, informasi yang akurat, dan tanggap darurat yang cepat. Bagi warga Halmahera dan sekitarnya, tetap waspada dan ikuti imbauan resmi dari pihak berwenang adalah langkah terbaik untuk melindungi diri dan keluarga.