Demo Jilid 2 di Pati Tetap Berlanjut Meski Tidak Ada Ahmad Husen

 Demo Jilid 2 di Pati Tetap Berlanjut Meski Tidak Ada Ahmad Husen



Demo Jilid 2 di Pati Tetap Berlanjut Meski Tidak Ada Ahmad Husen

Pati, Jawa Tengah — Aksi protes lanjutan atau Demo Jilid 2 di Kabupaten Pati tetap berlangsung pada Senin, 25 Agustus 2025, meskipun inisiator awalnya, Ahmad Husein, secara resmi membatalkan rencana tersebut dan mundur dari Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB). Meskipun demikian, masyarakat tetap menunjukkan semangat perjuangan yang tinggi untuk menyuarakan aspirasinya terhadap dugaan korupsi dan tuntutan pemakzulan Bupati Pati, Sudewo. Demo ini menjadi bukti nyata bahwa gerakan rakyat tidak tergantung pada satu individu saja.

1. Mengapa Ahmad Husein Tidak Hadir?

Ahmad Husein awalnya disebut sebagai koordinator utama yang menginisiasi Demo Pati Jilid 2, yang direncanakan berlangsung pada 25 Agustus 2025. Namun, sehari sebelumnya, ia menyatakan mundur melalui siaran langsung di akun TikTok-nya, menyebut bahwa gerakan mulai bergeser dari tujuan awal dan "ditunggangi politik" sehingga memutuskan untuk membatalkan demo tersebut dan mundur dari aliansi.

Sebagai tambahan, berbagai warganet bahkan menyebarkan spekulasi bahwa pembatalan tersebut karena Ahmad Husein menerima suap dari Bupati Sudewo. Namun, Husein secara tegas membantah tudingan tersebut.

2. Aliansi Masyarakat Pati Bersatu: Demo Tetap Jalan

Walau inisiator mundur, Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) tidak membiarkan semangat aksi padam. Mereka mengganti aksi turun ke jalan dengan bentuk protes yang lebih terorganisir: mengirim surat secara kolektif kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui Kantor Pos.

By mengganti aksi demo dengan pengiriman surat ke KPK, mereka berharap kasus dugaan korupsi Bupati Sudewo — terkait proyek pembangunan jalur kereta api — segera diusut tuntas.

3. Jalannya Aksi pada 25 Agustus 2025

Pada hari aksi, ratusan warga mulai berkumpul di depan kantor Bupati Pati sebelum berjalan kaki menuju Kantor Pos Cabang Pati, menempuh jarak sekitar 1,5 kilometer.

Sepanjang perjalanan, orasi berlangsung dari atas mobil komando, menegaskan bahwa gerakan ini lebih solid dan tidak mudah digembosi. Situasi jauh lebih damai dibandingkan dengan demo pertama, yang sempat berujung rusuh.

4. Momentum Demo Pertama: Latar Belakang Panitia Khusus Hak Angket

Sebagai pengingat, Demo Jilid 1 pada 13 Agustus 2025 berlangsung sangat besar, melibatkan ribuan warga. Aksi ini memunculkan penolakan terhadap kebijakan Bupati Sudewo, termasuk kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) sebesar 250%, serta misi untuk melengserkan sang bupati.

Demo tersebut berakhir dengan keputusan DPRD Pati membentuk panitia khusus (pansus) hak angket sebagai jalur pemakzulan Sudewo.

5. Dampak dan Cemaran Publik Terhadap Demo Jilid 2

Langkah Ahmad Husein mundur sempat melahirkan kontroversi dan kritik tajam di media sosial. Video dirinya tengah karaoke dan membeli motor usai kabar perdamaian dengan bupati viral dan memicu hujatan warganet yang menuduhnya pengkhianat.

Gerakannya ini dipandang sebagai pembelotan dari perjuangan rakyat oleh sebagian netizen, meskipun ia membantah semua tuduhan tersebut.


Kesimpulan 

Demo Jilid 2 di Pati Tetap Berlanjut Meski Tidak Ada Ahmad Husen mencerminkan kekuatan dan karakter pantang menyerah dari gerakan rakyat. Meskipun sang inisiator mundur, Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berhasil mempertahankan semangat perjuangan dengan cara yang lebih damai dan terstruktur, yaitu pengiriman surat kepada KPK. Aksi ini sekaligus menjadi bukti bahwa tekad rakyat tidak boleh diukur oleh kehadiran satu individu saja.

Gerakan ini juga menyoroti pentingnya diversifikasi strategi dalam gerakan rakyat—ketika aksi jalan turun tidak lagi memungkinkan atau menyisakan kontroversi, strategi alternatif seperti surat-menyurat bisa tetap menjaga momentum dan tuntutan politik tetap berjalan.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال