Setelah periode ketidakstabilan, sektor minyak Suriah mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada 18 Desember 2024, Yordania membuka kembali perbatasan Jaber dengan Suriah untuk lalu lintas truk, yang sebelumnya ditutup karena masalah keamanan. Langkah ini diharapkan dapat memperlancar arus barang dan transportasi antara kedua negara, termasuk distribusi minyak.
Selain itu, pada 23 Januari 2025, pemerintah baru Suriah mengeluarkan tender pertama untuk membeli minyak mentah dan produk olahan sejak jatuhnya pemerintahan sebelumnya pada Desember. Tender ini mencakup pembelian 3 juta barel minyak mentah ringan dan 1,2 juta barel minyak mentah berat untuk kilang Banias dan Homs. Langkah ini bertujuan mengatasi kekurangan bahan bakar yang menyebabkan pemadaman listrik di negara tersebut.
Namun, situasi di lapangan masih menantang. Pada Desember 2024, warga Aleppo mengalami kekurangan bahan bakar setelah pemberontak menguasai kota tersebut, menyebabkan antrean panjang di pom bensin.
Secara keseluruhan, meskipun terdapat upaya untuk memulihkan sektor minyak dan memperbaiki distribusi pasokan, tantangan logistik dan keamanan masih menjadi hambatan utama dalam pemulihan penuh industri minyak Suriah.