Dedi Mulyadi ke PTPN dan Perhutani: Kami Sibuk Menangani, Anda Sibuk Menikmati!

 Dedi Mulyadi ke PTPN dan Perhutani: Kami Sibuk Menangani, Anda Sibuk Menikmati!



Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, baru-baru ini menyoroti peran PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan Perhutani dalam alih fungsi lahan yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Dalam pernyataannya, Dedi menegaskan, "Kami sibuk menangani, Anda sibuk menikmati!", mengkritik kebijakan kedua BUMN tersebut yang dianggap lebih mementingkan keuntungan ekonomi daripada kelestarian lingkungan.

Dedi Mulyadi ke PTPN dan Perhutani: Kami Sibuk Menangani, Anda Sibuk Menikmati

Alih Fungsi Lahan dan Dampaknya

Dedi Mulyadi menyoroti perubahan fungsi lahan di kawasan Puncak, Bogor, yang sebelumnya merupakan perkebunan teh seluas 1.600 hektar. Lahan tersebut kini banyak dialihfungsikan menjadi area wisata dan bangunan beton melalui Kerjasama Operasional (KSO) yang dilakukan oleh PTPN. Akibatnya, kawasan yang dulunya hijau kini berubah menjadi area beton, mengurangi daya serap air dan berkontribusi terhadap banjir di wilayah sekitarnya, termasuk Bekasi dan Jakarta.

Selain itu, Dedi juga menyoroti kondisi hutan di Jawa Barat yang semakin mengkhawatirkan. Luas hutan yang tersisa hanya sekitar 17-18 persen dan itupun dalam keadaan tidak utuh. Ia menegaskan bahwa Pemprov Jabar harus segera mengambil langkah untuk menambah luasan hutan melalui reboisasi secara masif. Dedi mengusulkan agar lahan milik Perhutani dan PTPN lebih baik dialokasikan untuk penghijauan dibandingkan dialihfungsikan menjadi area pertambangan.

Tindakan dan Seruan Dedi Mulyadi

Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, Dedi Mulyadi mengambil langkah tegas dengan membongkar dan menyegel sejumlah bangunan di kawasan Puncak yang lahannya disewakan oleh PTPN. Ia menekankan pentingnya mengembalikan kawasan tersebut menjadi area hijau untuk mengatasi masalah banjir. Dedi juga meminta PTPN untuk membatalkan seluruh Kerjasama Operasional (KSO) dengan tenant yang telah mengubah kawasan Puncak menjadi tempat wisata.

Selain itu, Dedi mendesak PTPN untuk segera menghentikan alih fungsi lahan di kawasan Puncak. Ia menyoroti bahwa lebih dari 1.000 hektar lahan perkebunan teh di Puncak telah mengalami perubahan fungsi, padahal pohon teh memiliki peran penting dalam konservasi lingkungan. Dedi menegaskan bahwa konservasi lingkungan harus menjadi prioritas utama dibandingkan keuntungan ekonomi jangka pendek.

Kritik terhadap PTPN dan Perhutani

Dedi Mulyadi mengkritik PTPN dan Perhutani yang dianggap lebih fokus pada keuntungan ekonomi daripada menjaga kelestarian lingkungan. Ia menekankan bahwa tugas utama PTPN adalah mengelola perkebunan, bukan menyewakan lahan untuk bangunan atau tempat wisata. Dedi juga menyoroti bahwa alih fungsi lahan oleh PTPN dan Perhutani telah menyebabkan kerusakan ekosistem dan bencana alam seperti banjir.

Langkah Penyelamatan Lingkungan

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dedi Mulyadi mengusulkan beberapa langkah penyelamatan lingkungan, antara lain:

  1. Reboisasi Masif: Melakukan penghijauan kembali pada lahan-lahan yang telah dialihfungsikan untuk mengembalikan fungsi ekosistem.

  2. Penghentian Alih Fungsi Lahan: Meminta PTPN dan Perhutani untuk menghentikan alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya.

  3. Pembangunan Kampung Berbasis Kearifan Lingkungan: Membangun kampung-kampung di kaki gunung yang mengusung konsep kearifan lokal untuk menjaga ekosistem hutan dan gunung.

Kesimpulan

Pernyataan Dedi Mulyadi terhadap PTPN dan Perhutani mencerminkan keprihatinannya terhadap alih fungsi lahan yang berdampak negatif pada lingkungan. Ia menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan mengembalikan fungsi ekosistem melalui reboisasi dan penghentian alih fungsi lahan yang tidak sesuai. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat mencegah bencana alam seperti banjir dan menjaga keseimbangan ekosistem di Jawa Barat.

#DediMulyadi #PTPN #Perhutani #LingkunganHidup #AlihFungsiLahan #Konservasi #Reboisasi #SavePuncak #HijaukanKembali #BanjirJabodetabek #KelestarianAlam #JagaHutan #StopAlihFungsi #SaveJawaBarat #PeduliLingkungan

Magspot Blogger Template
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال