Kebijakan Prabowo Ini Bisa Bikin Rupiah Tumbangkan Dolar AS, Apa Itu?

 



Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target ambisius untuk memperkuat nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS), dengan sasaran mencapai Rp5.000 per Dolar AS selama masa kepemimpinannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah merumuskan beberapa kebijakan strategis yang diharapkan dapat meningkatkan nilai Rupiah dan menumbangkan dominasi Dolar AS.

Hilirisasi Sektor Pertanian

Salah satu kebijakan utama yang diusulkan oleh Presiden Prabowo adalah percepatan hilirisasi di sektor pertanian. Fokus utama terletak pada enam komoditas strategis: kelapa sawit, cengkeh, kelapa, kakao, kopi, dan lada. Selama ini, Indonesia cenderung mengekspor komoditas tersebut dalam bentuk mentah, sehingga nilai tambah lebih banyak dinikmati oleh negara pengimpor. Dengan mengolah komoditas tersebut menjadi produk jadi atau setengah jadi di dalam negeri, nilai tambah yang dihasilkan akan lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan ekspor dan memperkuat nilai tukar Rupiah.

Pengetatan Devisa Hasil Ekspor (DHE)

Kebijakan lain yang diterapkan adalah pengetatan pengelolaan Devisa Hasil Ekspor (DHE). Pemerintah mewajibkan eksportir sumber daya alam, kecuali minyak dan gas, untuk menahan seluruh hasil ekspor mereka di dalam negeri selama minimal satu tahun. Langkah ini diharapkan dapat menambah cadangan devisa negara hingga US$80 miliar, yang akan memperkuat likuiditas valuta asing dan stabilitas nilai tukar Rupiah.

Pengelolaan Utang Luar Negeri

Para pengamat ekonomi menekankan bahwa untuk mencapai target penguatan Rupiah, pemerintah perlu mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri. Utang yang tinggi dapat menekan nilai tukar Rupiah karena kebutuhan pembayaran dalam mata uang asing. Dengan mengurangi beban utang, Indonesia dapat meningkatkan kepercayaan investor dan stabilitas ekonomi, yang pada akhirnya akan memperkuat nilai tukar Rupiah.

Diversifikasi Ekonomi dan Peningkatan Ekspor

Selain hilirisasi, diversifikasi ekonomi melalui pengembangan sektor-sektor lain seperti manufaktur dan jasa juga penting untuk meningkatkan daya saing ekspor Indonesia. Dengan meningkatkan volume dan nilai ekspor, permintaan terhadap Rupiah akan meningkat, yang dapat memperkuat nilai tukarnya terhadap Dolar AS.

Stabilitas Makroekonomi

Kebijakan moneter yang prudent dan pengendalian inflasi juga memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar. Bank Indonesia, sebagai otoritas moneter, terus berupaya menjaga stabilitas sistem keuangan dan nilai Rupiah melalui berbagai instrumen kebijakan moneter.

Tantangan dan Prospek ke Depan

Meskipun kebijakan-kebijakan tersebut memiliki potensi untuk memperkuat Rupiah, tantangan eksternal seperti fluktuasi harga komoditas global, kebijakan moneter negara maju, dan dinamika perdagangan internasional tetap perlu diwaspadai. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, Bank Indonesia, dan pelaku usaha sangat diperlukan untuk mencapai target penguatan Rupiah yang diharapkan.

Dengan implementasi kebijakan yang tepat dan koordinasi yang baik antara berbagai pemangku kepentingan, target penguatan Rupiah terhadap Dolar AS bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai. Namun, diperlukan komitmen dan upaya berkelanjutan untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada di depan.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال